18 Puisi Romantis tentang Malam yang Menyentuh Hati

Puisi adalah salah satu jenis karya sastra yang dapat menjadi tempat mencurahkan perasaan, ide, dan gagasan penulisnya. Pengungkapan bahasa dalam puisi kebanyakan menggunakan makna-makna simbolis, sehingga pembaca kerap menafsirkannya berbeda-beda.

Secara etimologis, puisi terikat oleh ritme, rima, serta susunan bait, dan larik. Namun, seiring berjalannya waktu, puisi menjadi semakin bebas dan tidak banyak terikat oleh kaidah rima dan ritme, serta terbentuk sesuai dengan kehendak penulis.
Ada banyak tema dan objek yang bisa diangkat dalam sebuah puisi, salah satunya adalah malam. Puisi dengan tema malam dapat berisi ungkapan atau ekspresi perasaan penulis mengenai ketenangan, kesunyian, dan kesendirian.

Berikut kumpulan puisi tentang malam yang menyentuh hati.

1. Rembulan Malam

Wahai sang malam
Yang dihiasi ribuan bintang
Yang diterangi indahnya rembulan
Di malam yang gelap dan sunyi sepi
Rembulan hadir membawa cahaya
Bintang bertaburan dengan kilauan cahaya sungguh mempesona

Setiap malam kau selalu hadir dihiasi bintang, diterangi rembulan
Kau pun hadirkan kesunyian
Dan kesunyian itu ku lalui dengan kelipan bintang dan cahaya
Cahaya rembulan dan bintang menemani malam yang larut
Entah kenapa ada kesepian di hatiku saat ini
Padahal bulan menyapa dengan indah

Bintang pun berkedip kedip mengajak bercanda
Sang malam
Peluk aku
Peluk aku dalam sepi sayapmu
Biarkan aku terlelap sejenak
Disaksikan cahaya bintang dan terangnya rembulan

2. Kebaikan 1001 Malam

Pernah berhenti tuk bertanya
Tentang malam kebaikan
Malam yang akan dipenuhi beribu pahala
Meratapi akan kesalahan yang pernah kulakukan
Sungguh merana jika ku mengulang memori
Ku tak ingin malam ini berakhir

Menemui malam ini yang tak pernah terulang kembali
Di saat semua telah berhenti
Sejak ku bermimpi
Terasa begitu nyata jika ku merindukan malam ini
Menjemput kebaikan 1001 malam

Hanya lewat ucapan
Indah pada waktunya
Ku selalu berkata
Antara doa dan harapan

3. Puisi Kerinduan Malam

Senja yang akan pergi
Mengapit malam yang sedang menanti
Perlahan ku katakan rindu ini
Di dermaga hatimu yang menanti
Aku sang perindu
Yang berlaku resah nan pilu

Ku disini mengalunkan rindu
Aku disini memuja sosokmu
Setiap detik degup nadiku hanya ada panggilanmu
Malam yang perlahan mengintip
Terasa begitu panjang waktu berlalu
Hingga layu harapanku
Menanti bayangmu memeluk rindu

4. Puisi Selamat Malam Kekasih Hati

Petang ini
Bulan bersinar itu menyapaku
Termangu sendirian di beranda sunyi
Akrab dengan sepi
Dipelukan malam
Hembusan angin mengetuk bujur sukmaku

Menyentuh segenggam rindu
Rindu yang lama terpendam
Kemudian
Mulut pun terucap

“Selamat Malam Kekasih Hati”
Kubisikkan kepada hembusan angin yang lewat
Dan ku titipkan salam rindu selalu
Untukmu, sosok yang kurindukan

5. Sudut Malam

Aku memandang sebuah sudut
Wajahmu yang menawan
Di mataku bayangmu tak pernah hilang
Sudut yang ku tatap di malam ini sebagai saksi

Ucapanmu membuatku luluh
Bagai ranting kering yang mudah jatuh
Di sudut malam itu bayangmu datang
Walaupun itu hanyalah sebuah kenangan

6. Puisi Cinta Kerinduan

Asmara Jiwa Malam ku semakin larut
Aku hanya berteman dengan sepi
Terselip cemasku mendalam
Terselip kerinduan yang kian gusar
Cemburu di hatiku mulai terbakar
Cemas dengan ketiadaanmu

Rindu akan kehadiranmu
Gelisah menanti kedatanganmu
Cemburu tak menentu
Bayanganmu menyiksaku dalam bingkai pigurku
Apakah engkau datang
Cemasku membias curiga

Cemburu kian membara
Mengharap semua itu hanya prasangka
wahai kasih tercinta
Bisa kah kau rasa apa yang kini kurasakan Ketika tanpamu

7. Bagaimana Jika Aku Tak Sanggup?

Aku tahu malam ini kau tak akan datang lagi
tapi aku akan terus menanti
bahkan saat kutahu sakit itu pasti
bukan karena aku sengaja ingin melukai diri
hanya saja kamu begitu candu untuk kurindui.
Jangan menjanjikan apapun padaku

bukan itu yang akan membuatku menunggu
tak ada yang mengharuskanmu membuktikan
aku paham cinta selalu layak diperjuangkan.
Aku menangis sepanjang malam
bagaimana jika aku tak sanggup
kehilanganmu?

8. Puisi Harapku Membeku

Rindu ini tiba-tiba menyergap
menyeruak dalam sunyi yang gelap
tak berhenti kulantunkan harap
suatu saat dalam satu atap
Aku masih saja lupa, selalu
mengingatmu sepanjang waktu

lalu diam-diam merindu
sakitnya - kau bukan milikku
Sudah malam
mari larut dalam pejam
kamu mungkin akan terus diam
sementara aku mencintai terlalu dalam

9. Puisi Sepenggal Kata Tentang Kerinduan

Jiwa Malam hening membisu
Diam dengan seribu bahasa
Menikmati lagu-lagu syahdu
Sebagai penghibur, lara hati Jiwaku, pada peraduan

Telah hanyut dalam lena
Cerita tentang rindu kehidupan
Dalam nyanyian yang kudengar Kabar anginpun, berbisik masa lalu
Dari telapak jejak-jejak kelam Di setiap lembaran-lembaran hitam Telah mengukir sejarah silam

10. Hingga Sulit Melepaskan

Maaf, tak ada puisi malam ini
hatiku hanya sedang ingin sendiri
kerumitan ini begitu sulit kuakhiri
namun juga tak bisa memutuskan pergi.
Sini mendekat, kuberi tahu sesuatu
di hatiku, kupahat namamu sebagai kekasih

bukan agar kau membalas rasaku
hanya memberitahu bahwa semuanya "masih"
Jangan mencintaiku berlebihan
cukup kita saling melengkapkan
agar tetap saling membutuhkan
hingga sulit untuk saling melepaskan

11. Malam di Kotamu

Malam ini aku di kotamu
Ketika kau di lain waktu
Ingin ku kalung serantai kata
Leher jenjangmu kau bawa juga
Menelusuri kota lain
Di waktu yang beda

Serantai kata kusematkan
Di tugu simpang kota ini
Dan jika kau pulang
Kau akan ingat padaku
Dan serantai katakata
Lalu kau kalungkan

Di leher berjenjangmu
Bagai boneka yang kuhadiahi
Saat ulang tahunmu
Tanganmu kurekatkan di awan-awan
Terbang melayang

12. Puisi Rindu

Sore Hatiku selalu menyimpan
Sajak rindu yang kupendam
Dalam jejak sunyi kudiam
Setiap waktu terasa menikam
Hatiku selalu nyanyikan nada-nada sendi kepedihan
Yang akan senandungkan pada malam kelam

Di kala bayangmu hadirkan ingatan
Hatiku selalu rindukan kasih pujaan
Di siang malamku yang kesepian
Namun mengapa semua hanya angan
Tak bisakah rindu cinta ini kembali disatukan
Tuk raih mimpi yang pernah kurindukan

13. Kota Asing

Selamat malam, kota yang kurindu kini dalam pelukku
Lalu jalan, lelampu, simpang tiga, dan taman di tengah kota
Bagai lembar buku terbuka minta ditulis
Mungkin kisah perjalananmu atau cemas dan kesal
Sebagai malam aku melihatmu

Terbenam di kota ini
Mandi lelampu, basah oleh jalan yang tak sahabat
Kau memanggil kerabat, tapi tak juga ada tangan yang ingin menyalamimu
Kota ini amat asing sesepi saat tanpa kawan

14. Rindu Bukan Milikmu Saja

Pejamlah, lihat yang lesat dari mataku
Mencerabut denyut hati tanpa permisi
Menarik kata dari puisi
Hampir-hampir kehilangan arti
Dalam ketidakrelaan ketiadaanmu
Membilang detik-detik hampa

Mengukur waktu kian berdebu
Masih dengan rindu yang sama
Setiap yang kutemui merupa dirimu
Impian utuh memanggil dari jauh
Melambai tanpa angin labuh
Tersangkut di ujung doa

15. Kerinduan Malam

Warna senja yang merona
Mengisyaratkan malam akan tiba
Hewan malam mulai menyuarakan lagu
Saat temaram mulai muncul
Sunyi pun terdengar senyap

Didampingi lampu lentera
Aku terbaring dalam kesunyian
Perasaan rindu yang tak tersampaikan
Semakin dalam

16. Sepertiga Malam

Di sepertiga malam ini
Terbuka luas menghampar
Rembulan tersenyum bersama bintang 
Hatiku beranak ragu
Kulangitkan doa di saat banyak mata terlelap

Salahkah bila aku memaksakan meminta kepadamu mengenai ia di sepertiga malam
Di sepertiga malam ini
Saat yang pas mencurahkan semua harapan
Dalam doa aku meminta
Supaya sang pencipta merestui semua pintaku

17. Menunggu Pulang

Pulanglah sayang Hati yang mencintamu menunggumu
Bagaimana harus kujelaskan rasanya terbelenggu rindu
Jangan tersesat sayang
Cinta akan membawamu pulang
Tidaklah hatimu merasa sendirian
Selalu ada rindu bersamamu

Hari-hari tanpamu
Separuh aku lepas
Memburumu kian kemari
Hingga negeri-negeri jauh
Beri aku kabar indah dari bukit-bukit Luzern Atau burung-burung kota Milan yang menghampirimu

Rindu kita akan terus bersanding
Hujan yang mengguyur sesaat,
Menyisakan genangan dalam keheningan
Duduk di depan serambi depan, Katanya memecah kesunyian.
Tapi biarlah sunyi,
Biarlah kujaga malam ini. Aku ingin sendiri,

Menuliskanmu seperti ini.
Mengusir rindu yang menghujani hati
Meski di luar hujan telah terhenti.
Sudahlah, hujan seperti takdir,
Tak mungkin kembali ke langit lagi.
Dan aku terdiam

18. Curah Malam

Bicaralah pada langit yang sepi
Mengenai hikayat malam
Dan dengar tak perlu kamu mengerti
Bicaralah pada angin yang sepi
Dan ingat, tidak aku minta kau mengakui

Bicaralah pada gelapnya ini
Akan raibnya beberapa mimpi
Dan jangan sampai kau kembali
Karena aku tidak peduli lagi
Artikel Selanjutnya Artikel Sebelumnya